Jumat, 12 Februari 2010

pesan seorang guru tanpa tanda jasa...Drs Jamaluddin Dabi


Terapkan Buku “Dosa”

Drs Jamaluddin Dabi


PRIA bertubuh besar dan berkumis lebat ini, tidaklah asing bagi masyarakat kaledupa khususnya siswa SMAN 1 Kaledupa. Adalah ia, Drs Jamaluddin Dabi kelahiran Palea, 25 Januari 1961, memulai karirnya menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) bulan Oktober 1987 di Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Baubau. Pengalamannya menjadi kepala sekolah nanti di tahun 1999 saat diangkat menjadi pimpinan pada SMPN 3 Wangiwangi. Sekarang sudah delapan tahun menjadi pimpinan kepala SMAN 1 Kaledupa dan selama dua tahun terakhir mampu mengutus siswa berprestasi ke tingkat Nasional dalam Lomba Olimpiade Olah raga Siswa Nasional (O2SN) di Jakarta.

Suami Dra Husiati, menamatkan pendidikan dasar di kampung halamannya SDN Palea 1973, lalu tamat SMPN 1 Kaledupa tahun 1976, lalu mulai meninggalkan Pulau Kaledupa untuk melanjutkan studi di SMAN 1 Baubau (dulu Masih Buton) tahun 1980. Tanpa harus menganggur setelah tamat SMA, perguruan tinggi (PT) Unhalu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan IPS Umum, adalah pilihan tepat untuk mendapatkan gelar sarjana dan diwisuda tahun 1986, dan selama kuliah tidak terlalu banyak organisasi yang diikutinya. Mantan anggota senat mahasiswa bidang pendidikan dan pengkaderan ini, rupanya memiliki bakat untuk menjadi pembina dan pendidik.

Tahun 1987 diangkat menjadi PNS sebagai tenaga pengajar SPG Negeri Baubau untuk mencetak kader-kader pengajar berikutnya. Kurang lebih dua tahun berada di SPG, tahun 1989 dipindah tugaskan ke SMAN 2 Baubau. Mewujudkan menjadi seorang guru professional tidak mudah karena tugas pengajar sekaligus pendidik membina bagaimana bisa mencerdaskan anak bangsa, sehingga hasil kedisiplinannya selama 10 tahun mengajar pernah menjadi guru teladan kedua tingkat Provinsi dan tahun 1999 diangkat menjadi kepala SMPN 3 Wangiwangi.

Kemudian setelah Kabupaten Wakatobi mekar dari Kabupaten Buton, tahun 2001 diamanahkan memimpin SMAN 1 Kaledupa hingga sekarang. Berbagai pengalaman pahit dialami bapak empat orang anak. “Walaupun kita sudah kerja benar misalnya, dalam penaikan kelas maupun pelulusan kelas tiga, jika ada yang tidak naik kelas atau tidak lulus, masyarakat selalu masih mencemoh atau banyak suara-suara sumbang padahal kita tidak pernah membeda-bedakan siswa karena semua anak didik kita, padahal kesan yang dikatakan buruk itu dapat dijadikan motovasi dan kemajuan, jangan dijadikan masalah dan hambatan,” tutur Jamaluddin.

Begitu pula pernah saya menghukum siswa karena main-main ketika penaikan bendera dengan sanksi mengangkat batu merah 150 buah, awalnya saya dijengkeli dan tidak disuka, namun setelah batu merah tersebut dibuatkan bak sampah tempat pembakaran sampah, siswa tersebut sangat senang karena telah melihat hasil kerja hukuman mereka ternyata digunakan banyak orang. Pernah setelah setahun memimpin SMAN 1 Kaledupa, pihak Polsek Kaledupa melakukan razia senjata tajam (sajam) di sekolahnya, namun apa yang terjadi, tidak satu orang pun siswa yang kedapatan membawa sajam, padahal di Kaledupa terkenal dengan sajamnya dan kemanapun pergi pasti membawa itu.

Sehingga ditanya, apa teknik dan rahasianya sehingga bisa seperti itu? Jawabnya adanya prinsip keterbukaan yakni rumus matematika IPS 10 : 1 dan 10 : 10 mana yang lebih cepat reaksinya, “Kalau saya saja seorang pemimpin tidak bawa sajam, bagaimana siswa berani membawa” disamping itu, pelayanan di sekolah maupun di rumah menjadi perhatian dengan tidak menghalang-halangi nasib anak-anak. “Untuk membangun kesadaran siswa dan masyarakat, kita harus melibatkan diri dalam setiap kegiatan kemasyarakatan, sehingga kepercayaan masyarakat kepada kita sangat besar dan meningkat, termasuk masyarakat bisa memanfaatkan sarana sekolah seperti perpustakaan, tenaga guru di SMA sini siap dipakai di tengah-tengah masyarakat, ungkap Jamaluddin.

Saat ini dukungan masyarakat kepada SMAN 1 Kaledupa sangat besar karena dalam penerimaan siswa baru dilakukan tes baca Al-Quran untuk mengetahui siswa yang mampu dan tidak sehingga bisa dilakukan pembinaan. “Semua itu dilakukan tidak lain untuk membina siswa dan membangun kepercayaan masyarakat kepada sekolah,” imbuhnya. Dalam memimpin kepala SMAN 1 Kaledupa ini menerapkan “Buku Dosa” kepada siswa dengan melalui tahap-tahap pembinaan sesuai besar kecilnya pelanggaran yang dilakukan, dan terakhir sampai ke meja Konfrensi kasus dewan guru. Begitu pula dalam membina staf administrasi sekolah, semua tata usaha diikutkan pelatihan komputerisasi, sehingga tidak ada yang tidak tahu bagaimana menggunakan komputer.

Prestasi Sekolah Tahun 2001 diselenggarakan pertandingan dan perlombaan pekan antar pelajar Kabupaten Wakatobi, SMAN 1 Kaledupa mendapat delapan emas, 11 perak dan enam perunggu. Tahun 2003-2004 lomba pidato bahasa Inggris dan Olimpiade Sains Biologi se-Kabupaten Wakatobi hanya meraih dua perunggu. Tahun 2005 diadakan Porseni antara sekolah se-Kabupaten Wakatobi mendapat juara umum dengan 10 emas, lima perak dan delapan perunggu. Tahun 2006 ikuti lomba Olimpiade MIPA dan Sains Wakatobi, juga hanya mendapat dua perak dan satu perunggu.

Tahun 2007 mengikuti Kejurda di Raha sepak bola dan takraw mendapat dua perunggu. Dan di tahun 2008 lomba cerdas cermat terumbu karang tingkat kabupaten Wakatobi satu perunggu, masih dalam tahun yang sama Olimpiade Olah raga Siswa tingkat kabupaten meraih tiga emas, satu perak dan satu perunggu dan untuk lari 100 meter dapat satu emas tingkat Provinsi serta wakili Sultra diajang Nasional, sedangkan Olimpiade sains dua emas, empat perak dan dua perunggu. Tahun 2009, Olimpiade olah raga tingkat SMA se-Kabupaten dapat dua emas, empat perak dan satu perunggu, di tingkat Provinsi loncat tinggi dapat satu emas dan langsung wakili Sultra di Jakarta dan Olimpiade Sains Kabupaten Juara Umum dengan empat emas, satu perak dan satu perunggu.

“Saya berpesan kepada siswa kelas X dan XI untuk memacu diri demi meraih prestasi diberbagai iven khususnya olah raga dan sains, begitu pula kepada rekan-rekan dewan guru mari kita bina siswa-siswa yang berprestasi untuk tetap meraih dan mempertahankan peringkatnya, khusus sains jika ada panduan-pandua saya langsung berikan kepada guru Pembina dan saya kesan saya, kita mesti berbangga melihat prestasi yang diraih anak-anak kita, yang jelas kita tidak puas hanya dengan prestasi, tapi terus memacu demi peningkatan kualitas belajar siswa,” ucap doa Jamaluddin sambil tersenyum.


Rabu, 03 Februari 2010

PESONA WISATA ALAM GUA STALAGTIK KALEDUPA-WAKATOBI


Pengertian

Stalagtik adalah batuan yang berbentuk gigi sisir atau paku panjang yang bergantungan pada para-para gua kapur. Sedangkan, Stalagmit adalah batuan yang berbentuk kerucut yang terletak dilantai gua kapur. Jadi, Stalagmit terbentuk karena adanya Stalagtik.


Proses terbentuknya

Stalagtik terbentuk karena adanya proses Gas karbon dioksida di atmosfer yang terlarut dalam air membentuk asam karbonat.Air permukaan yang mengalir dan mengandung asam tersebut mengikis bebatuan kapur yang dilewatinya dan melarutkan kalsium karbonat serta senyawa karbonat lainnya. Pada saat meresap ke dalam batuan kapur, air yang telah jenuh dengan senyawa-senyawa karbonat menetes malaluilangit-langit gua dan meninggalkan endapan terutama kalsium karbonat yang terus menerus menumpuk menjadi ukiran batu alami

GUA STALAGTIK KALEDUPA-WAKATOBI

Wakatobi selain menyimpan keindahan alam dibawah laut,budaya dan bahasa ternyata terdapat juga sebuah keunikan. Salah satu dari keindahan itu terdapat pada gua-gua stalagtik yang tersebar dibeberapa pulau diwakatobi.namun, kali ini kita akan membahas salah satu dari beberapa gua stalagtik diwakatobi yakni gua stalagtik di Kecamatan Kaledupa selatan.Orang lokal biasa menyebut gua ini sebagai “Gua Te’e Dhanddilla”.

Gua ini terletak disebelah Timur pulau kaledupa yang lokasinya sekitar 2 km dari pemukiman masyarakat dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama 30 menit. Disepanjang jalan terdapat beberapa perkebunan dari penduduk. Gua ini memiliki keistimewaan Karena di dalam gua terdapat sebuah sumber air yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan primer. Hal menarik lainnya adalah gua ini memiliki bentuk yang unik dan terlihat menarik yakni lokasinya berada diperbukitan sehingga keindahan alam kaledupa bisa dinikmati dari gua ini. sangat tepat dikunjungi untuk b'wisata, meneliti dan b'foto-foto. ayo, siapa yang berminat..:D